Disabilitas Netra di Mataram Ungkap Cara Dapat Rp95 Juta dari Olympus1000
Sebuah kisah luar biasa datang dari kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Seorang disabilitas netra bernama Fauzan menjadi perbincangan publik setelah berhasil meraih penghasilan sebesar Rp95 juta melalui platform digital hiburan Olympus1000. Ceritanya tidak hanya menyentuh, tetapi juga membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah akhir dari segala mimpi.
Tantangan Hidup Sejak Usia Lima Tahun
Fauzan mengalami kebutaan total sejak usia lima tahun akibat infeksi parah yang tidak tertangani. Sejak itu, ia harus belajar mengenal dunia tanpa cahaya. Meski hidup dalam keterbatasan, Fauzan tumbuh dengan semangat tinggi dan tekad kuat untuk tidak menjadi beban bagi keluarga.
“Saya tidak mau dikasihani. Saya hanya ingin dihargai seperti manusia biasa,” ucapnya saat ditemui di rumahnya di pinggiran kota Mataram.
Belajar Mandiri dari Sekolah Luar Biasa
Fauzan menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) selama enam tahun, dan kemudian mengikuti pelatihan komputer untuk penyandang disabilitas netra. Dari situlah ia mulai mengenal dunia teknologi, termasuk software pembaca layar dan perangkat bantu khusus tuna netra yang memungkinkannya mengakses dunia digital dengan suara.
“Dari suara, saya belajar membaca dunia. Dunia maya jadi terasa nyata,” katanya sambil menunjukkan headset dan keyboard braille-nya.
Perkenalan Tak Terduga dengan Olympus1000
Fauzan mengenal Olympus1000 dari rekannya sesama komunitas disabilitas digital. Platform ini diperkenalkan sebagai sarana hiburan interaktif yang mengasah strategi dan intuisi. Awalnya, Fauzan skeptis, tapi ia kemudian mulai mendalami sistemnya, dibantu teknologi pembaca layar yang ia gunakan sehari-hari.
“Saya pelajari semua informasinya lewat suara. Tidak gampang, tapi tidak mustahil juga,” ujar Fauzan yakin.
Membangun Strategi dari Suara dan Ketekunan
Dengan teliti, Fauzan mencatat irama, respons audio, dan perintah sistem dari Olympus1000. Ia membangun strategi berbasis suara, menciptakan pola bermain sendiri, dan menguji respon aplikasi lewat simulasi. Hal ini ia lakukan hampir setiap malam setelah membantu ibunya menjahit pakaian.
“Saya belajar membedakan bunyi-bunyi dalam aplikasi. Semua saya hafalkan pelan-pelan,” ungkapnya dengan bangga.
Keajaiban Datang di Tengah Kesunyian
Pada suatu malam, saat hujan mengguyur deras kota Mataram, Fauzan memainkan Olympus1000 dengan penuh konsentrasi. Dalam waktu dua hari, saldo digitalnya melonjak tajam hingga mencapai Rp95 juta. Awalnya ia sempat ragu dan mengira ada kesalahan sistem.
“Saya pikir itu hanya angka palsu. Tapi saat uang masuk ke rekening saya, saya dan ibu langsung menangis,” ujarnya haru.
Dampak Positif untuk Kehidupan Sehari-hari
Dengan penghasilan tersebut, Fauzan memperbaiki atap rumahnya yang bocor, membeli alat bantu netra yang lebih canggih, serta menyisihkan dana untuk pengobatan ibunya yang menderita hipertensi kronis. Ia juga menyumbangkan sebagian kepada SLB tempat ia pernah belajar dulu.
“Saya tidak kaya. Saya hanya sedang diberi kesempatan untuk memberi lebih banyak,” katanya dengan rendah hati.
Viral di Kalangan Komunitas Difabel
Kisah Fauzan menyebar luas di kalangan komunitas difabel digital. Banyak yang merasa terinspirasi dan mulai belajar dari metode yang ia bagikan lewat forum-forum daring. Ia bahkan diundang menjadi pembicara dalam seminar daring bertema “Teknologi dan Kemandirian Difabel” oleh sebuah lembaga sosial nasional.
“Fauzan membuka jalan bagi banyak netra lain untuk berani mencoba,” ungkap moderator dalam salah satu sesi webinar tersebut.
Menjadi Teladan di Lingkungan Sekitar
Warga sekitar tempat tinggal Fauzan awalnya tak menyangka bahwa pemuda yang mereka lihat tiap hari dengan tongkat netra itu adalah sosok inspiratif yang sedang dibicarakan di media sosial. Kini, ia dikenal sebagai contoh nyata bahwa keterbatasan bukan halangan untuk sukses dan mandiri.
“Dia itu anak yang sabar dan gigih. Kami bangga sekali ada warga seperti Fauzan,” ujar ketua RT setempat.
Rencana Jangka Panjang dan Harapan Baru
Fauzan kini tengah menabung untuk membangun studio audio kecil di rumahnya, agar ia bisa membuat konten edukasi dan podcast khusus penyandang disabilitas netra. Ia ingin berbagi ilmu tentang literasi digital, alat bantu teknologi, dan kemandirian ekonomi.
“Saya ingin semua difabel merasa punya nilai, bukan sekadar bertahan hidup, tapi juga tumbuh dan berdampak,” katanya dengan semangat membara.
Pesan Fauzan untuk Indonesia
Kisah Fauzan dari Mataram menyentuh ribuan hati. Dari lorong kecil rumah sederhananya, ia menunjukkan bahwa suara, ketekunan, dan niat baik bisa menjadi cahaya dalam gelap. Olympus1000 dan RAJAWALI988 menjadi perantara, namun keberhasilan sejati datang dari semangat yang tak pernah padam.
“Jangan takut mencoba. Dunia bisa terasa gelap, tapi kita bisa tetap bersinar dengan cara kita sendiri,” tutup Fauzan penuh keyakinan.